Pada zaman dahulu, hiduplah seorang wanita cantik bernama Dayang Sumbi. Ia memiliki seorang anak laki-laki bernama Sangkuriang. Mereka tinggal di sebuah desa di Jawa Barat. Sangkuriang gemar berburu dan selalu ditemani oleh anjing kesayangannya, Tumang, yang sebenarnya adalah ayah kandung Sangkuriang dalam wujud anjing, namun Sangkuriang tidak mengetahuinya .
Suatu hari, Sangkuriang pergi berburu bersama Tumang. Karena tidak menemukan buruan, ia memutuskan untuk membunuh Tumang dan membawa hatinya pulang untuk dimasak oleh ibunya. Dayang Sumbi yang mengetahui hal tersebut sangat marah dan memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi hingga terluka. Sangkuriang kemudian pergi mengembara dan tidak pernah kembali ke rumah .
Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang tumbuh menjadi pria tampan dan kembali ke kampung halamannya. Ia bertemu dengan Dayang Sumbi yang tetap cantik karena diberkahi awet muda. Mereka saling jatuh cinta dan berencana menikah, tanpa mengetahui hubungan darah mereka .
Dayang Sumbi akhirnya menyadari bahwa pria yang akan
menikahinya adalah anak kandungnya sendiri, Sangkuriang. Untuk menggagalkan
pernikahan tersebut, ia mengajukan syarat: Sangkuriang harus membuat sebuah
danau dan perahu besar dalam semalam sebelum fajar tiba .
Sangkuriang hampir berhasil menyelesaikan tugasnya, namun
Dayang Sumbi memohon kepada para dewa untuk menggagalkannya. Fajar pun datang
lebih cepat, dan Sangkuriang gagal menyelesaikan perahu. Marah karena merasa
ditipu, ia menendang perahu tersebut hingga terbalik. Perahu yang terbalik
itulah yang kemudian menjadi Gunung Tangkuban Perahu,
yang berarti "perahu terbalik”.
Komentar
Posting Komentar