Di era digital ini, media sosial bukan cuma tempat untuk berbgai foto atau story. Lebih dari itu, media sosial telah menjadi kekuatan besar dalam membentuk opini publik. Sesuatu yang viral di TikTok, Instagran, maupun Twitter hari ini bisa menjadi bahan untuk perbincangan nasional besok harinya.
Salah satu kekuatan utama dalam media sosial adalah kecepatannya. Hanya dalam hitungan detik, informasi berita maupun opini dapat menyebar dengan luas ke jutaan orang. Orang-orang tidak lagi untuk menunggu berita di koran, mereka hanya perlu scroll timeline untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di dunia saat ini.
Media sosial juga membuka ruang bagia siapa saja yang mau untuk bersuara. Sebelum ada teknologi, opini oubloik banyak dikendalikan oleh media mainstream seperti surat kabar dan telivisi. Saat ini, siapapun bisa menjadi "jurnalis" hanya dengan satu klik. Hal ini membuat diskusi publik menjadi lebih hidup dan dinamis, meskipun kadang juga menyebabkan banjir informasi yang belum tentu benar.
Media sosial seringkali membuat "encho chamber" yang artinya banyak orang cenderung berinteraksi dengan orang lain yang hanya mempunyai pandangan yang sama. Hal ini bisa memperkuat keyakinan seseorang, tapi bisa juga membuat pandangan menjadi sempit yang dikarenakan tidak mendapat sudut pandang yang lain.
Di sisi positif, media sosial telah membantu berbagai gerakan sosial dan perubahan besar. Kampanye sosial seperti Black Lives Matter, Me Too, atau gerakan lingkungan hidup banyak mendapatkan dukungan dan perhatian dunia lewat media sosial.
Di sisi lain kita harus waspada, karena banyaknya opini yang dibentuk di media sosial tidak berdasarkan fakta, melainkan emosi atau manipulasi informasi. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk tetap kritis, memverifikasi berita, dan tidak mudah terbawa arus.
Media sosial adalah pedang bermata dua, bisa menjadi alat utnuk menyampaikan kebenaran, tapi bisa juga menjadi sumber kekacauan jika digunkan tanpa tanggung jawab. Sebagai pengguna, tugas kita adalam bijak dalam menggunakan media sosial dan terus menjaga literasi digital.
Komentar
Posting Komentar